
Senin, Oktober 20, 2014

Unknown
Warta Bola Portal Berita Terpercaya
Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa
yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar
abad ke 17 atau 18.
1.2. Sentra Penanaman Sentra tanaman yang utama adalah
Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Produksi
kentang pada tahun 1998 mencapai 1.011.316 ton. 1.3. Jenis Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek
dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu
kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari.
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut: a) Divisi :
Spermatophyta b) Subdivisi : Angiospermae c) Kelas : Dicotyledonae d) Famili :
Solanaceae e) Genus : Solanum f) Species : Solanun tuberosum L. Dari tanaman
ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies liar, di antaranya
Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum demissum L dan lain-lain.
Varitas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning varitas
Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung . 1.4. Manfaat Tanaman Melihat
kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Kentang menjadi
makanan pokok di banyak negara barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100
gram bahan adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat
85,6 gram, kalsium (Ca) 20 gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin
B 0,04 mg
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun
sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin
kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan
tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran
juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk
pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila
suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C. Kelembaban
yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi
akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang
disebabkan oleh cendawan. 2.2. Media Tanam Secara fisik, tanah yang baik
untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak
mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang
dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam
tanah. Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di
pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang
bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH
yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada
tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7. 2.3. Ketinggian Tempat Daerah yang
cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan
ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara
1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah
(300-700 m dpl).
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan Bibit Tanaman kentang dapat berasal
dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas daun. Umbi
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang
cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi
baik, varitas unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan
sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada
suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C. Pilih umbi dengan ukuran
sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit
hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap
ditanam. Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli
bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat
dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4
potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus
direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun
pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang
lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan
secara ekonomis. Stek Batang dan stek tunas Cara ini tidak biasa dilakukan
karena lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan
diambil stek batang/tunasnya harus ditanam di dalam pot. Pengambilan stek baru
dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm.
Stek disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau
tunas daun, ambil dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya. 3.2.
Pengolahan Media Tanam Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar
supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian
tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar,
sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar
matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak
lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur
tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang
ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50
cm dan lebar 50 cm. 3.3. Teknik Penanaman
Pemupukan Dasar
a) Pupuk
dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha
atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih
seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang
tanam. b) Pupuk anorganik berupa SP-36=400kg/ha.
Cara Penanaman Bibit yang diperlukan jika memakai
jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit
berbobot sekitar 30-45 gram. Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB
80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Waktu tanam yang tepat adalah
diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang
baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim
hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan
kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan
tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami
perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium. 3.4.
Pemeliharaan Tanaman Penyulaman Untuk mengganti tanaman yang kurang
baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan
bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut
tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada
lubang yang sama. Penyiangan Lakukan penyiangan secara kontinyu dan
sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan
penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan
pembentukan umbi. Pemangkasan Bunga Pada varietas kentang yang berbunga
sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena
terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan. Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330
kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan
pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
Pupuk
kandang: saat tanam 15. -20. Ton atau bisa menggunakan pupuk
granular dengan dosis sekitar 1,5 sampai 2 ton
Pupuk organik bhokasi/pupuk petroganik/granul 21 hari setelah
tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg. SP-36: saat tanam 400
kg. KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg. Pupuk
anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman
kentang.
Pupuk Cair Organik
Pupuk cair organic penting diberikan untuk memenuhi
kebutuhan unsure mikro. Pupuk Cair Organik saat ini sudah mulai banyak beredar
di pasaran, bahkan formulanya sudah dilengkapi dengan berbagai zat
pengatur tumbuh dan zat lain yang dapat menunjang pertumbuhan dan hasil kentang
. Salah satu produk pupuk cair organic yang memiliki zat penyeimbang (Probacter
27 plus)
Probacter27 diaplikasikan dengan cara penyemprotan
pada daun, cabang dan batang dengan interval 7-10 hari sekali
dengan dosis 2 – 2,5 liter/ha/1 kali aplikasi. Konsentrasi
digunakan 4 – 5 ml/liter air.
Untuk meningkatkan kualitas umbi yang baik dan
bsar-besar, lakukan penyemprotan dengan dosis 2 – 3 kali lipat pada umur
sekitar 60 – 70 hari setelah tanam.
Pengairan Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air.
Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air
yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang
waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan
dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan
sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit). Hamadan Penyakit 1. Hama Ulat
grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan
bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis
dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan
Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC. Kutu daun (Aphis Sp) Gejala:
kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus
bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang
terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP. Orong-orong
(Gryllotalpa Sp) Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan
tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
Hamapenggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael) Gejala: pada
daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang
berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila
dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene
&5 SP, Lammnate L.
Hamatrip ( Thrips tabaci ) Gejala:
pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi
abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun
yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian
daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC,
Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP. 2. Penyakit Penyakit busuk
daun Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul
bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak
ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan
bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan
membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45,
Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain. Penyakit layu
bakteri Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa
daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman.
Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept
25 WP. Penyakit busuk umbi Penyebab: jamur Colleotrichum
coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada
bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara
pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Penyakit fusarium Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu.
Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui
luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan
menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian
kimia dengan Benlate.
Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab:
jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang
biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar
tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit
umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian:
dengan pergiliran tanaman. Penyakit karena virus Virus yang
menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3)
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A
(PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik
menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat
serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak
menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus
dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan
Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian
dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas
dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
3.6. Panen Ciri dan Umur Panen Umur panen pada tanaman
kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas
kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan
varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen
apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan
penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain
itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi,
kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Cara Panen Waktu
memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan
dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut:
cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan
menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh.
Hindari kerusakan mekanis waktu panen. Prakiraan Produksi a)
Granola/Atlantis: produksi 35-40 ton/ha. b) Red Pontiac: produksi 15 ton/ha. c)
Desiree: produksi 18 ton/ha. d) DTO: produksi 20 ton/ha. e) Klon no. 17:
produksi 30-40 ton/ha. f) Klon no. 08: produksi 25-30 ton/ha. Pascapanen
Penyortiran dan Pengolongan Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan
umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan
penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi
(tergantung varitas). Penyimpanan Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang
tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan
disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup
dan berventilasi. Pengemasan dan Pengangkutan Alat pengemas harus bersih
dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus berventilasi dan di bagian
dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan. Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan
kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih
dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan
perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat
dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras
kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi
selain itu juga akan menarik konsumen.
0 komentar:
Posting Komentar