Sabtu, 18 Januari 2014

Warta Bola | Portal Berita Terpercaya

Burung Pleci | Burung Pleci Dada Kuning | Burung Pleci Kacamata Biasa | Burung Pleci Gacor | Burung Pleci Togian | Burung Pleci Kacamata Putih

Burung Pleci merupakan salah satu jenis burung kicau yang mulai berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sejak masuk kategori lomba gantangan burung kicau. Burung Pleci termasuk burung khas Indonesia dan endemik di beberapa pulau serta hutan di sekitar kota.
Bahkan Burung Pleci menjadi salah satu ikon trend perkembangan lomba burung yang sangat bagus. Bahkan kecerdasan burung pleci mampu menirukan suara burung lainya seperti Kenari atau Gelatik Wingko, Burung Kolibri Ninja, Burung Kolibri dan masih banyak lagi isiannya.

Oriental White-eye
Zosterops palpebrosus (Temminck, 1824)
Ese nangka, Siki nangka (Sunda)
Deskripsi
Kecil (11 cm), berwarna hijau kekuningan, tubuh vagian bawah seluruhnya kuning, tunggir kuning dan ekor hitam. Iris coklat-kuning, paruh coklat tua, kaki abu-abu zaitun.
Ras Z. p. buxtoni dan Z. p. auriventer sangat mirip Kacamata gunung. Perbedaannya terletak pada garis kuning sempit di bawah perut tengah dan bulu paha yang berwarna abu-abu muda. Ras Z. p. melanurus di tempat lain di Jawa: tubuh bagian bawah kuning, ada bercak kuning di atas paruh, tubuh bagian atas hijau-zaitun, tenggorokan dan tungging kuning, hanya sedikit atau sama sekali tidak ada warna kuning di atas kekang.
Suara
Cicitan: “ciw” yang tinggi, “tiri-iri-tiri” “dzi-da-da”, suara metalik berulang “dza-dza”, atau “tsi-tsi-tsi” yang lembut. Cicitan terus menerus jika dalam kelompok.
Rekaman suara dapat didengarkan di Macaulay Library.
Persebaran dan ras
India utara sampai Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.
Terdiri atas 11 sub-spesies, dengan daerah persebaran:
  • palpebrosus (Temminck, 1824) : Arab bagian tenggara (P.Mahawt, di Oman); Afghanistan bagian timur laut, Pakistan dan India timur bagian utara sampai China bagian selatan (Xizang bagian tenggara, Sichuan bagian barat daya dan Yunnan timur sampai Guangxi bagian barat daya) dan Myanmar (kecuali bagian selatan dan tenggara).
  • nilgiriensis (Ticehurst, 1927): Western Ghats bagian selatan (Perbukitan di selatan Karnataka dan Tamil Nadu bagian barat), di India bagian barat daya.
  • salimalii (Whistler, 1933):  Eastern Ghats bagian selatan (Shevaroy, Chitteri, Seshachalam, Nallamalai), di India bagian tenggara.
  • egregius (Madarász, 1911): dataran rendah India, Kepulauan Laccadive dan Sri Lanka.
  • siamensis (Blyth, 1867): Myanmar bagian selatan (Pegu, Kayah, Kayin), Thailand bagian utara, timur, dan tenggara serta Indochina bagian barat laut.
  • nicobaricus (Blyth, 1845): Kepulauan Andaman dan kepulauan Nicobar (kecuali bagian selatan).
  • williamsoni (Robinson & Kloss, 1919):  Pantai teluk Thailand (dari selatan Bangkok sampai Pattani) dan Kamboja bagian barat.
  • auriventer (Hume, 1878): Ujung paling selatan Myanmar (Sungai Tenasserim), Pantai barat Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia bagian barat dan tenggara (termasuk kepulauan Ra, Libong, Pinang, Kelompok muara Kelang dan Pulau Pisang di ujung pantai barat, dan pantai timur Tioman), Singapura, wilayah berpantai di timur Sumatra, kepulauan Riau (Kundur), Pulau Bangka, Kepulauan Natuna bagian selatan dan Kalimantan (Sarawak bagian barat, Brunei).(Baca catatan tambahan: untuk membedakan ras ini dengan Z.p. buxtoni)
  • buxtoni (Nicholson, 1879):  Perbukitan di Sumatera, dan ujung paling Barat Pulau Jawa (Bantam dan Bogor). (Baca catatan tambahan: untuk membedakan ras ini dengan Z.p. auriventer)
  • melanurus (Hartlaub, 1865): Jawa dan Bali.
  • unicus (E. J. O. Hartert, 1897): Sunda kecil (Sumbawa dan Flores).
Tempat hidup dan Kebiasaan
Bergerak aktif dalam kelompok besar yang seringkali bercampur dengan jenis-jenis burung lain, seperti Sepah dan Cikrak. Mengunjungi puncak-puncak tertinggi tumbuhan primer dan sekunder di hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.400 mdpl. Mudah dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, dan Flores namun terbatas persebarannya di Kalimantan. Di Kalimantan, jarang ditemukan di hutan mangrove dan daerah pesisir, tercatat di Natuna selatan, Pontianak, dan Serawak barat daya.
Status
Daftar merah IUCN : Resiko Rendah (LC)
Perdagangan Internasional: –
Perlindungan:

0 komentar: