Rabu, 27 Agustus 2014

Warta Bola | Portal Berita Terpercaya


Burung Kacer merupakan burung petarung nan eksotis. Bergaya bak seorang penari, dengan mengeluarkan kicauannya memberikan keindahan tersendiri bagi pengagumnya. Kicauannya dengan gerakan menari, dialamnya menandakan batas yang tegas dari teritorinya, kerap juga gerakan menarinya dipertontonkan disaat meminang betina. Pengungkapan perasaan batinnya, merupakan suatu ritual alami yang mungkin sudah jarang terlihat lagi dialamnya. Kabar baiknya, beberapa penangkar telah berhasil mengembangbiakannya, meski masih sedikit breeder yang serius menangkarkannya, tetapi dari segelintir keberhasilan tersebut, menjanjikan kelangsungan bagi keberadaan dan kehidupannya.
            Beberapa kacer ring yang berprestasi seperti Top Speed miliknya Dj. Kuntjoro dari Bekasi atau Romario dan Topeng Hitam miliknya Aseng dari Kebayoran Lama Jakarta. “Kacer hasil breeding, tidak kalah dengan kacer alam dalam bertarungnya. Sifat fighter kacer seperti murai batu, mau hasil tangkaran atau tangkapan alam, sama-sama mau bertarung di lapangan. Enaknya kacer hasil breeding, pemasteran bisa dilakukan dari umur anakan,” ujar Aseng.
            Untuk memelihara anakan kacer ring, tentunya harus langsung membeli dari penangkarnya. Sedikitnya para penangkar yang membudidayakan kacer, dikarenakan harga jual anakannya relatif murah. Kholis salah satu penangkar kacer dan murai batu dari Tangerang mengatakan, “Biaya operasional breeding kacer dan murai batu relatif sama. Tetapi harga jual anakan kacer dan murai batu sangat jauh bedanya.” “Harga anakan yang saya jual, murai batu antara 1,2 juta-1,5 juta, sedangkan anakan kacer 300 ribu-350 ribu. Dari sisi bisnis, breeding kacer tidak terlalu menguntungkan, dikarenakan pakan yang diberikan sama dengan breeding murai batu, ” lanjutnya.
Mengutip ucapan Mr. Boy, sang inovator lomba burung berkicau yang menyerukan, “Orang lomba dengan burung yang menggunakan ring, dia merupakan salah satu orang yang menyelamatkan burung dari kepunahan.” “Kalau bukan kita siapa lagi yang akan memulainya, bisa-bisa burung yang ada di hutan akan habis,” seru Mr. Boy. Meningkatnya animo para penggemar burung yang didominasi warna hitam nan erotis ini, menjadikan keberadaannya semakin dicari saja. Semoga kiprah para penangkar kacer semakin banyak dan berkibar, seiring dengan geliat lomba kelas kacer yang semakin melesat. Salam penangkaran.

0 komentar: